Rabu, 24 November 2010

Inspirasi Kita untuk " Go To International"


Maya Kristiani Susanto, yang biasa dipanggil Maya , lahir di Jakarta 18 Juni 1980. Ibu satu anak ini ingin membagi pengalamannya ketika ia bersekolah di luar negeri. Di awali dari kedua kakaknya, anak ketiga dari tiga bersaudara ini memilih San Francisco State University sebagai tempat kuliahnya . Selain bersekolah ia juga bekerja “Part Time” di sebuah perpustakaan.

Berdasarkan ketentuan untuk international student seperti saya, legally, saya hanya diperbolehkan bekerja 20 jam/minggu (yang berarti dalam sehari, maksimal hanya 4 jam), sehingga saya masih bisa membagi waktu untuk kuliah. Selain itu, kebetulan saya bekerja di dalam lingkungan kampus” , jelas Maya dibeberapa kesempatan lalu.

Bersekolah di luar negeri tentu sangat menguntungkan, selain bertemu, belajar untuk bersosialisai, dan bekerja sama dengan berbagai tipe orang dari berbagai negara dan kebudayaan, Maya juga bisa belajar lebih percaya diri dan lebih mandiri serta menambah wawasan dalam segala aspek. Karena ia bercita-cita dari kecil untuk bersekolah di luar negeri untuk jurusan jurnalistik, ia tidak merasa keberatan untuk mengeluarkan biaya yang cukup besar dan berpisah dengan kedua orang tuanya selama 4 tahun lebih.

Bersekolah di luar negeri tentu mempunyai sarat yang tak mudah, diantaranya:

1. syarat akademis: kemampuan bahasa inggris (toefl), track record dari sekolah yang lama (terkadang jika ijazah/raport SMU kita berasal dari sekolah yang tidak bonafid/kurang dikenal oleh kampus tsb, mereka bisa menolak kita, karena takut akan adanya “fraud document” atau raport/ijazah yang dipalsukan

2. syarat financial: pada umumnya universitas-universitas akan meminta “bank guarantee” yang menyatakan bahwa orang tua memiliki dana yang cukup di bank tersebut.

Bersekolah di luar negeri dengan di Indonesia tentu memiliki perbedaan. Kegiatan ospek, perbedaan umur maupun penialaian dari segi fisiKpun tidak ada dan tidak dijalankan di negeri tersebut. Dan murid-muridnya pun tidak segan-segan untuk bertanya kepada dosennya. Dosen bahasa inggris adalah dosen favoritnya.

Walaupun Maya pelajar dari Indonesia ia tidak mau kalah dengan pelajar-pelajar lainnya dan harus bisa membuktikan bahwa sebagai mahasiswa Indonesia, kemampuan kita tidak kalah dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa-mahasiswa dari negara-negara yang lain.


By: Ersha Farah Dea

Tidak ada komentar:

Posting Komentar