Jumat, 26 November 2010

Semburan Asap Gunung Bromo Tembus 900 Meter


Probolinggo - Ketegangan sempat terjadi di sekitar Gunung Bromo. Lain seperti biasanya, pada pukul 17.00 Wib, Jumat (26/11/2010), dari kawah Bromo menyemburkan asap cokelat kehitam-hitaman.

Diperkirakan ketinggiannya mencapai 900 meter dan mengikuti mata arah angin, ke barat daya. Selain itu diperoleh informasi di kawah Bromo terjadi penggembungan.

Sejumlah wartawan yang menyaksikan pemandangan itu sempat kaget. Karena dibandingkan masa status Awas sejak Selasa (23/11/2010), warna asap yang membumbung sore ini cukup pekat dan ketinggiannya meningkat. Apalagi dikabarkan telah terjadi penggembungan kawah atau deformasi.

Namun kekhawatiran itu dimentahkan oleh Kepala Bidang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gede Suantika.

"Ukuran penggembungan kecil, mikro radiance dan itu terjadi sejak tanggal 13 November," kata Kepala Bidang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gede Suantika saat dihubungi detiksurabaya.com.

Sedangkan kondisi terakhir Bromo yang menyemburkan asap tebal pekat itu dinilai belum membahayakan. "Sore ini agak tebal. Warnanya putih kecokelat-cokelatan, bukan hitam. Itu disebabkan adanya material abu yang ikut disemburkan," terang dia.

Sedangkan jarak pandang Gunung Bromo pada dari pos pantau hanya 10 meter, tambahnya.

"Kita meminta kepada warga tetap tenang. Sampai sejauh ini status Bromo tetap Awas, dan daerah rawan bencana tetap 3 Km," katanya.

Letusan 2004

Perlu diketahui Gunung Bromo meletus terakhir kalinya pada tahun 2004. Dua orang tewas dan lima orang lainnya luka-luka.

Data yang dihimpun detiksurabaya.com dari Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo Badan Geologi Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi di Dusun Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, letusan 2004 tersebut tanpa diawali gempa vulkanik tipe A atau dalam.

Kejadian enam tahun lalu itu, menyemburkan asap hitam setinggi 3000 meter berserta material bebatuan/kerikil sejauh 300 meter. Karena tanpa ada tanda-tanda, sejumlah wisatawan yang berada di lautan pasir jadi korban.

"Itulah alasan lautan pasir harus bebas dari aktivitas manusia. Jarak aman 3 Km," pungkas Gede.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar